Spongebob kOCAK

Spongebob kOCAK
life have to smart

Jumat, 27 Maret 2015

ENDLESS LOVE STORY

Unso
Alkisah hiduplah sepasang suami istri (Koko dan Upe) yang dikaruniai seorang putri. Karena lahir premature mau tidak mau bayi putri itu ditidurkan di baby lab (ruangan khusus bayi). Tiba suatu ketika kakak dari bayi itu (Umyo) memasuki baby lab dan upsss,,,, tidak sengaja dia menjatuhkan papan identitas 2 keranjang bayi di depannya. Dengan lugu kakak berusia 2 tahun itu tak memperdulikannya.  Kemudian datanglah suster dan menempelkan kembali papan identitas itu. Dan….. tertukar sudahlah kedua bayi itu.
Koko dan Upe pulang membawa bayi milik orang lain (Shallow) dan memberi nama bayinya dengan nama Unso. Shallow memberi nama bayinya dengan Sherly.
Saat pendidikan dasar, kedua anak mereka masing-masing tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik. Unso dibesarkan dari keluarga kaya raya yang penuh kasih sayang sedangkan Sherly dibesarkan dari kemelaratan yang setiap hari penuh dengan kekerasan. Unso tumbuh menjadi gadis kecil yang baik sedangkan Sherly  sebaliknya. Kakak Unso (Umyo)  sangat menyayangi adiknya. Berangkat dan pulang sekolah selalu bersama. Pasangan kecil yang mesra sekali. Seakan-akan mereka tahu bahwa mereka berjodoh.
Menjelang akhir pendidikan dasar Umyo, keluarga mereka sudah berencana untuk hijrah ke Eropa. Bersamaan saat itu Unso mengalami kecelakaan yang harus ditransfer darah. Ketika orang tuanya hendak mendonorkan, tidak satupun darah mereka yang cocok. Kemudian orang tua Unso panik dan menduga bahwa Unso bukan anaknya. Investigasi pun dilakukannya. Alhasil Unso memang bukan anak kandung mereka. Naas,, kejadian itu diketahui oleh Umyo. Umyo sangat sedih. Koko dan Upe akhirnya menemukan anak kandungnya yang diasuh oleh orang tua kandung Unso yaitu Sherly.
Tak kuat lagi menahan beban. Berita itu diketahui oleh semua pihak. Sherly seketika itu senaaaang sekali bahwa ternyata dia anak orang kaya. Dan Unso sangaaaat sedih. Dia ternyata bukan bagian dari keluarga yang harmonis. Kemudian Unso mengambil 4 gelas keharmonisan keluarganya. Dia mengambil gelas yang bergambar dirinya untuk menjauhi 3 gelas itu sambil menciumnya satu persatu. “Selamat tinggal mamy,, dedy,, Umyo,,, “
Kini Unso tinggal di keluarga miskin yang penuh kekerasan. Sedangkan Sherly semakin angkuh dan tinggi hati. Tiba kelulusan sekolah Umyo, sesuai dengan rencana bahwa keluarganya akan hijrah ke Eropa. Umyo dan keluarganya berpamitan dengan Unso. Unso sangat amat sedih. Namun inilah hidup, dia harus menerima kenyataan hidup bahwa dia adalah anak orang miskin.

Seusai lulus sarjana, Umyo pulang ke negeri kelahirannya dan mencoba untuk bertemu dengan Unso. Mereka sama-sama masih sendiri. Unso selalu merindukan Umyo., Begitupun Umyo, selalu merindukan Unso. Jodoh pasti bertemu. Sekian lama Umyo mencari, akhirnya dia bertemu Unso. Unso sendiri yang memeluk Umyo dari belakang ketika tahu bahwa orang tersebut adalah kakaknya dulu, Umyo. Merasakan pelukan itu, Umyo segera menebak bahwa itu adalah Unso. Dannnnnn benar sekali bahwa itu adalah Unso adiknya dulu. Mereka berpelukan melepas rasa rindui bertahun2.
Semakin lama mereka semakin dekat, tapi masing-masing dari mereka sudah dijodohkan dengan orang yang tidak mereka cintai. Umyo dan Unso terjebak dalam api cinta. Mereka tidak semudah itu menyatukan cintanya. Selalu saja masalah menerpa. Unso adalah gadis yang sangat baik walaupun keluarganya penuh dengan kekerasan. Suatu ketika Unso jatuh pingsan dan ketika diperiksakan, Unso menderita penyakit kanker yang tervonis bahwa hidupnya tidak lama lagi. Hal itu ditutupi oleh Unso.
Tapi namanya bau, lama kelamaan tercium juga. Semua orang sudah tahu kalau Unso menderita penyakit kanker. Umyo yang mendengar berita itu sanagt amat sedih. Dulu waktu kecil dia mengalami kesedihan yang mendalam akan berpisah dengan Unso. Dan sekarang disaaat besar, mereka juga akan dipisahkan. Rasanya tidak mungkin, Umyo pun menjerit.
Dalam diam mereka menikah, mengingat sebentar lagi Unso akan mati. Hari-hari terakhir Unso selalu ditemani dengan Umyo. Wajah Unso pucat pasi seakan-akan ruh sudah tidak betah melekat pada tubuh Unso.
Di hari terakhir Unso, Unso meminta Umyo untuk menggendongnya. Sambil menangis, Umyopun menggendongnya. Selepas itu lepaslah tangan Unso yang merangkul erat pada leher Umyo. Umyopun menjerit ,”tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak. Unsoooooooooooooooooooooooooooo”. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku akan menyusulmu.”
Hari setelah itu Umyopun berdiri  di tengah jalan dan bersiap untuk ditabrak mobil di depannya. Dan, naaaaaaaaaaaaaas. Akhirnya Umyo meninggal dunia. Mereka berdua dimakamkan bersebelahan.