Bahwa
hr ni Jumat, 4 Sept 2015, ak baru menyadari akan kata Insya Allah. Artinya
adalah jika Allah menghendaki. Ada beberapa ulama yang menerangkan bahwa kita
jangan menggunakan istilah insya Allah untuk permainan. Insya Allah kita
ucapkan jika memang ke arah iya, tapi orang awam selalu menganggap kata insya
Allah itu artinya orang itu tidak bersungguh –sungguh.
Insya
Alah diucapkan sebagai janji atau nadzar. Orang awam yang mendengar kata Insya
Allah atau menyebut kata Insya Allah selalu mengartikannya dengan
keragu—raguan.
Padahal
itu tidak , orang Islam wajib mengutarakan kata Insya Allah d setiap janji.
Janji yang benar-benar akan ditepati (tanpa keraguan).
Dan
aku masuk dalam kriteria org yg tdk jelas. Maka dari itu aku selalu menghindari
kata Insya Allah. Karena setiap kata insya Allah yang aku ucapkan selalu
menjadi tidak jadi atau tidak aku tepati.
Dan
sekarang aku baru menyadari bahwa Insya Allah harus dan wajib hukumnya untuk
diucapkan. Jika tidak, kita bisa berdosa jika tidak menepatinya. Bagaimana
kalau kita janji dan tidak menepati? Apakah kita akan berdosa dan berhutang?
Bagaimana cara kita menebusnya? Padahal janji adalah hutang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar